Bulan: Januari 2025

  • Penjualan Mobil di Dunia Diprediksi Nyaris Tembus 90 Juta Unit pada 2025

    Pengunjung memadati pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (18/7/2024)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

    Penjualan mobil baru di dunia diprediksi nyaris mencapai 90 juta unit, atau tepatnya 89,6 juta unit pada 2025, berdasarkan riset S&P Global Mobility.

    Executive Director of Global Light Vehicle Forecasting S&P Global Mobility Colin Couchman mengatakan, penjualan mobil baru pada tahun depan diperkirakan hanya naik tipis 1,7% secara year-on-year (yoy) dibandingkan proyeksi sepanjang 2024 yang sebesar 88,2 juta unit. 

    Menurutnya, prospek perkiraan tersebut mencakup beberapa faktor, termasuk meningkatnya pasokan, dampak tarif, suku bunga yang masih tinggi, harga kendaraan baru yang tinggi, kepercayaan konsumen yang tidak merata, kekhawatiran harga dan pasokan energi, serta risiko kredit otomotif. 

    Selain itu, ada juga tantangan bagi kendaraan elektrifikasi di Amerika Serikat (AS), presiden terpilih Donald Trump diperkirakan akan mulai bekerja pada 2025 dengan berbagai prioritas kebijakan, termasuk tarif universal, deregulasi, dan berkurangnya dukungan terhadap mobil listrik berbasis baterai (BEV).

    “Tahun 2025 tampaknya akan menjadi tahun yang sangat menantang bagi industri otomotif karena faktor permintaan regional utama membatasi potensi permintaan dan pemerintahan AS yang baru menambah ketidakpastian baru sejak hari pertama,” kata Colin Couchman dalam risetnya dikutip Selasa (31/12/2024).

    Adapun, S&P Global Mobility memprediksi volume penjualan mobil di AS mencapai 16,2 juta unit pada 2025, naik 1,2% dari proyeksi pada 2024 sebesar 16 juta unit. Hal itu mencerminkan kondisi yang masih penuh ketidakpastian untuk pasar otomotif.

    Selain itu, menutup tahun 2024, pasar Eropa Barat dan Eropa Tengah diperkirakan akan mencatatkan penjualan dari 15 juta unit atau hanya naik tipis 1,1% yoy. Pada 2025, penjualan mobil di Eropa pun diprediksi stagnan di kisaran 15 juta unit.

    “Tantangan utama meliputi tren elektrifikasi yang dinamis, bersamaan dengan tarif Uni Eropa atas impor dari China, risiko kebijakan tarif Trump, ketidakyakinan konsumen, Komisi Uni Eropa yang baru, dan lobi yang gencar terkait target emisi Uni Eropa,” kata Couchman.

    Lebih lanjut, dia mengatakan, masalah keterjangkauan kendaraan baru yang menghambat permintaan otomotif sepanjang 2024 tidak serta merta akan segera membaik pada 2025. Harga kendaraan diperkirakan akan tetap tinggi.

    “Meskipun suku bunga diperkirakan akan turun lebih lanjut, tetapi tingkat inflasi diperkirakan akan tetap tinggi, dan inventaris kendaraan baru juga akan meningkat, tetapi manajemen yang cermat juga diharapkan,” pungkasnya.

    Penjualan Mobil di Indonesia Lesu

    Sementara itu, di dalam negeri, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan capaian penjualan mobil hingga November 2024 masih menorehkan kinerja lesu dibandingkan tahun sebelumnya. 

    Mengacu data Gaikindo, sepanjang Januari – November 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 784.788 unit atau turun 14,7% secara yoy dari periode sama 2023 sebesar 920.518 unit.

    Penjualan ritel juga turun 11,2% yoy menjadi 806.721 unit pada periode 11 bulan 2024, dibandingkan 908.473 unit pada periode yang sama 2023.

    Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, pihaknya berharap penjualan mobil sampai akhir 2024 dapat menyentuh 850.000 unit. Pasalnya, angka tersebut telah direvisi dari sebelumnya sebesar 1,1 juta unit tahun ini.

    “Kami harapkan sampai akhir tahun angka penjualan mobil bisa mencapai 850.000 unit,” ujar Jongkie kepada Bisnis, Senin (9/12/2024).

    Kendati demikian, Gaikindo juga mengkhawatirkan dampak opsen pajak hingga kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% pada 2025 yang berisiko menekan industri otomotif. Terlebih, pemerintah juga menaikkan upah minimum provinsi (UMP) 2025 sebesar 6,5%.

    “Memang tahun depan akan ada kenaikan PPN, opsen pajak, UMP dan lain-lain. Kami perkirakan akan semakin sulit untuk mendapatkan angka-angka penjualan yang baik,” katanya.

  • Kenaikan Harga Mobil Mitsubishi Xforce dan Model Lainnya: Langkah Besar Dunia Otomotif Februari 2025

    Salah satu varian mobil dari PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) (oto.com)

    Kabar penting datang dari PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).

    Perusahaan otomotif ini telah mengonfirmasi rencana kenaikan harga untuk seluruh lini kendaraan mereka mulai Februari 2025.

    Salah satu model yang akan mengalami penyesuaian harga adalah Xforce Ultimate Diamond Sense, varian terbaru dengan teknologi canggih.

    Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen serta penerapan opsen pajak daerah.

    Penyebab Utama Kenaikan Harga

    Yoshio Igarashi, Director of Sales & Marketing PT MMKSI, menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu oleh beberapa faktor utama.

    Kenaikan PPN menjadi 12 persen yang berlaku sejak 1 Januari 2025 menjadi salah satu penyebab utama.

    Selain itu, opsen untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) yang diberlakukan mulai 5 Januari 2025 turut memengaruhi.

    Namun, Igarashi menyebut perusahaan masih mempelajari dampak opsen ini di berbagai provinsi.

    Harga Mitsubishi Xforce Terkini
    Saat ini, Mitsubishi Xforce ditawarkan dengan harga mulai dari Rp385 juta untuk varian Exceed CVT, Rp418,3 juta Ultimate dan Rp426,35 juta Ultimate Diamond Sense.

    Menariknya, khusus varian Diamond Sense sudah mengalami kenaikan harga sebelumnya. Saat diluncurkan pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) pada November 2024, harga awalnya adalah Rp422,9 juta On The Road (OTR) Jakarta.

    Fitur Unggulan Xforce Ultimate Diamond Sense

    Sebagai model terbaru dan termahal di jajaran Xforce, varian Ultimate Diamond Sense menawarkan fitur keselamatan canggih yang memanfaatkan teknologi terkini, meliputi:

    • Adaptive Cruise Control (ACC): Menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan.
    • Leading Car Departure Notification (LCDN): Memberi tahu pengemudi ketika kendaraan di depan mulai bergerak.
    • Front Collision Mitigation System (FCM): Mengurangi risiko tabrakan depan.
    • Blind Spot Warning (BSW): Memantau titik buta pengemudi.
    • Rear Cross Traffic Alert (RCTA): Memberikan peringatan saat kendaraan mundur.
    • Automatic High Beam (AHB): Mengatur sorot lampu secara otomatis untuk visibilitas optimal.

    Selain itu, model ini dilengkapi dengan 6 titik kantong udara yang menambah perlindungan bagi penumpang.

    Semua teknologi ini dipadukan dengan perangkat Mono Camera, Sensor Radar, dan Ultrasonic Parking Sensor untuk menghadirkan pengalaman berkendara yang aman serta nyaman.

    Penjualan Xforce 2024: Ultimate Jadi Primadona

    Berdasarkan data penjualan wholesale dari Gaikindo, Mitsubishi Xforce mencatatkan penjualan sebanyak 6.517 unit sepanjang 2024.

    Varian Ultimate menjadi pilihan favorit bagi para konsumen dengan total penjualan mencapai 5.758 unit.

    Sementara itu, varian terbaru dengan fitur Diamond Sense terjual sebanyak 361 unit. MMKSI optimistis akan menjadi terlaris di masa mendatang, mengingat tambahan fitur yang meningkatkan daya tariknya.

    Apa Artinya Bagi Konsumen?

    Kenaikan harga ini tentu menjadi pertimbangan penting bagi calon pembeli. Dengan tambahan fitur canggih pada varian baru, Mitsubishi Xforce Ultimate Diamond Sense menawarkan nilai lebih yang sepadan dengan kenaikan harga.

    Namun, bagi konsumen yang ingin membeli sebelum kenaikan berlaku, Januari 2025 menjadi waktu tepat untuk memanfaatkan harga lama.

    MMKSI berharap langkah ini tidak hanya menjadi respons terhadap regulasi pajak, tetapi juga mampu memperkuat posisi Mitsubishi di pasar otomotif Indonesia.

    Dengan inovasi dan teknologi yang terus dikembangkan, Mitsubishi menunjukkan komitmennya untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin kompleks.

    Bagi yang sedang mempertimbangkan pembelian kendaraan Mitsubishi, jangan lewatkan informasi ini.

    Pastikan mengunjungi dealer resmi terdekat sebelum kenaikan harga berlaku. Dikutip timenews.co.id dari https://www.oto.com/, Sabtu 25 Januari 2025.***

  • Simak Proyeksi Pasar Otomotif 2025 usai PPN 12% Resmi Berlaku

    Pengunjung melihat mobil bekas yang di pamerkan di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

    Industri otomotif pada 2025 dibayangi risiko pelemahan setelah pemerintah resmi memberlakukan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% mulai hari ini, Rabu (1/1/2025) untuk sejumlah barang mewah, termasuk kendaraan bermotor kategori tertentu. Pasalnya, sepanjang 2024 kinerja penjualan mobil mengalami penurunan, alhasil Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merevisi target penjualan mobil dari awalnya 1,1 juta unit menjadi 850.000 unit. Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto mengatakan, selain kenaikan PPN menjadi 12%, pihaknya juga mengkhawatirkan dampak opsen pajak yang berisiko menekan industri otomotif. Terlebih, pemerintah juga menaikkan upah minimum provinsi (UMP) 2025 sebesar 6,5%. “Memang tahun 2025 akan ada kenaikan PPN, Opsen Pajak, UMP dan lain-lain. Kami perkirakan akan semakin sulit untuk mendapatkan angka-angka penjualan yang baik,” ujar Jongkie kepada Bisnis, dikutip pada Rabu (1/1).

    Perlu diketahui, opsen pajak adalah pungutan tambahan pajak menurut persentase tertentu, berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD). Nantinya pemerintah kabupaten/kota memungut opsen dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Sementara itu, pemerintah provinsi dapat memungut opsen dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB).

    Adapun, sepanjang Januari – November 2024, total penjualan mobil secara wholesales tercatat sebesar 784.788 unit atau turun 14,7% secara year-on-year (YoY) dari periode sama 2023 sebesar 920.518 unit. Sementara itu, penjualan ritel juga turun 11,2% YoY menjadi 806.721 unit pada periode 11 bulan 2024, dibandingkan 908.473 unit pada periode yang sama 2023. Pakar Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus mengatakan, proyeksi industri otomotif di Indonesia tampak suram dengan berbagai tekanan yang mempersulit keberlangsungan pasar.  “Semua itu akibat dari akumulasi kenaikan UMP 6,5%, PPN menjadi 12%, kenaikan BBNKB, PKB, efek kenaikan kurs dolar akibat ketergantungan pada komponen impor parts industri mobil yang ada di Indonesia,” ujar Yannes saat dihubungi Bisnis. Menurutnya, estimasi menunjukkan harga mobil bisa naik hingga 9%, membuat kendaraan semakin sulit dijangkau konsumen yang belum jelas akan mampu meningkat penghasilannya pada 2025.  Apalagi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah masyarakat kelas menengah (middle income class) turun menjadi 47,85 juta pada 2024, dibandingkan 57,33 juta pada 2019.  “Jadi proyeksi penjualan mobil tahun 2025 turun hingga 30%, setara dengan 500.000 unit seperti di era Covid pun sudah menjadi sebuah prediksi yang realistis tanpa ada genjotan ekonomi untuk middle income class di Indonesia dari pemerintah,” pungkas Yannes.

  • Proyeksi Penjualan Mobil Indonesia 2025: Harapan Gaikindo

    BYD M6 GIIAS 2024

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2025 dapat kembali mencapai angka normal, yakni menembus 1 juta unit.

    Hal tersebut disampaikan oleh Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, yang sekaligus menyebut bahwa tahun ini industri berada di tengah tantangan kenaikan perpajakan.

    “Proyeksi tahun 2025 belum kami putuskan, mengingat masih ada rencana beberapa kenaikan perpajakan yang bisa menjadi kendala. Tapi kami berharap tahun ini bisa kembali ke angka-angka normal,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (8/1/2025).

    Ilustrasi pameran otomotif.

    Lihat Foto Ilustrasi pameran otomotif.(GIIAS 2024)

    Jongkie menyatakan sejatinya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen sudah bisa diproyeksikan karena penerapan yang jelas, kecuali untuk tipe-tipe kendaraan tertentu yang mendapatkan insentif.

    Namun, keputusan terkait opsen pajak daerah masih belum pasti.

    Hal ini lantas jadi perhatian tersendiri bagi asosiasi.

    Opsen pajak adalah pungutan tambahan di atas pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah melalui instrumen.Opsen Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Opsen Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), dan Opsen Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.

    Opsen PKB dan BBNKB dikenakan sebesar 66 persen dari nilai pajak yang terutang.

    Ilustrasi penjualan mobil

    Namun, hal ini tidak berarti pajak kendaraan langsung naik karena tarif dasar PKB dan BBNKB akan disesuaikan tergantung provinsi.

    “Opsen masih belum jelas keputusan dari beberapa Pemda,” kata Jongkie.

    “Beban tambahan yang cukup besar, khususnya untuk mobil-mobil kelas bawah. Kalau bisa, jangan ada tambahan biaya perpajakan yang membuat harga mobil makin mahal,” tambahnya.

    Sementara itu, Gaikindo melaporkan bahwa penjualan mobil pada tahun 2024 sesuai dengan proyeksi, di mana total wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) pada Januari-Desember 2024 mencapai 865.723 unit. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, di mana wholesales pada 2023 mencapai 1.005.802 unit, atau turun 13,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

    Sedangkan penjualan ritel pada 2024 tercatat sebanyak 889.680 unit, lebih rendah dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang mencapai 998.059 unit.

  • Teknologi Mobil Listrik di Indonesia Tahun 2025

    Mobil listrik

    Mobil listrik semakin menjadi perhatian utama dalam dunia otomotif global, dan Indonesia tidak ketinggalan dalam adopsi teknologi ramah lingkungan ini. Dengan perkembangan pesat dalam industri mobil listrik, tahun 2025 diprediksi menjadi titik penting dalam perjalanan transisi energi di sektor otomotif Indonesia. Peningkatan infrastruktur, kebijakan pemerintah, serta kesadaran akan pentingnya pengurangan emisi karbon membuka peluang besar bagi teknologi mobil listrik di Indonesia.

    1. Kebijakan Pemerintah Mendukung Perkembangan Mobil Listrik

    Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan kendaraan listrik melalui berbagai kebijakan dan insentif. Program insentif fiskal, seperti pengurangan pajak dan bea masuk, menjadi salah satu cara untuk menarik minat produsen dan konsumen. Selain itu, pembentukan peta jalan atau roadmap kendaraan listrik juga bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung adopsi mobil listrik, termasuk pengembangan baterai dalam negeri dan infrastruktur pengisian daya.

    1. Perkembangan Infrastruktur Pengisian Mobil Listrik

    Salah satu tantangan utama dalam pengadopsian mobil listrik adalah keterbatasan infrastruktur pengisian daya. Namun, pada tahun 2025, diharapkan Indonesia sudah memiliki lebih banyak stasiun pengisian daya umum (SPKLU) yang tersebar di berbagai wilayah. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan swasta untuk memperluas jaringan SPKLU ini, memudahkan pemilik mobil listrik untuk melakukan pengisian daya di tempat-tempat umum, seperti pusat perbelanjaan, kantor, hingga tempat parkir kendaraan umum.

    1. Inovasi Teknologi Baterai

    Baterai menjadi komponen kunci dalam kendaraan listrik. Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan teknologi baterai dengan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, seperti nikel dan kobalt. Pada tahun 2025, diharapkan akan ada kemajuan dalam hal efisiensi baterai, yang dapat meningkatkan jangkauan mobil listrik dalam satu kali pengisian daya. Selain itu, perkembangan baterai solid-state yang lebih aman dan memiliki daya tahan lebih lama juga diperkirakan akan memasuki pasar Indonesia.

    1. Pilihan Mobil Listrik yang Lebih Terjangkau

    Salah satu faktor penghambat utama untuk penggunaan mobil listrik di Indonesia adalah harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan bermesin konvensional. Namun, dengan semakin banyaknya pabrikan yang memproduksi mobil listrik di Indonesia, harga kendaraan listrik diperkirakan akan semakin terjangkau. Pengembangan mobil listrik lokal yang lebih terjangkau, serta dukungan insentif pemerintah, akan membuat mobil listrik lebih menarik bagi konsumen Indonesia pada 2025.

    1. Peningkatan Kesadaran Lingkungan dan Permintaan Mobil Listrik

    Kesadaran masyarakat terhadap isu perubahan iklim dan polusi udara terus meningkat. Banyak konsumen yang mulai mempertimbangkan mobil listrik sebagai alternatif kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, semakin banyak perusahaan dan pemerintah daerah yang memperkenalkan kebijakan ramah lingkungan, seperti pembatasan kendaraan berbahan bakar fosil di area-area tertentu. Hal ini membuat permintaan akan mobil listrik terus meningkat, baik di sektor konsumen individu maupun fleet (perusahaan).

    1. Mobil Listrik untuk Sektor Komersial

    Pada tahun 2025, tidak hanya konsumen pribadi yang akan merasakan manfaat dari teknologi mobil listrik. Sektor komersial juga mulai mengadopsi kendaraan listrik untuk armada transportasi mereka. Misalnya, penggunaan mobil listrik untuk taksi online, pengiriman barang, atau kendaraan operasional perusahaan. Dengan biaya operasional yang lebih rendah dan emisi yang lebih bersih, sektor ini akan menjadi pasar penting bagi mobil listrik di Indonesia.

    1. Tantangan dan Peluang yang Dihadapi Industri Mobil Listrik

    Meskipun prospek pasar mobil listrik di Indonesia sangat cerah, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti kebutuhan untuk mempercepat pengembangan ekosistem pendukung dan mendidik masyarakat tentang keunggulan kendaraan listrik. Selain itu, kesediaan konsumen untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke mobil listrik masih menjadi faktor penentu. Namun, dengan dukungan kebijakan yang berkelanjutan dan inovasi teknologi, Indonesia siap menjadi salah satu pemain utama dalam industri mobil listrik di Asia Tenggara pada tahun 2025.(fgn) 

  • Toyota Optimis Pasar Mobil Indonesia Tahun 2025 Bisa Cemerlang Tapi Juga Ada Tantangannya

    car

    Toyota menyambut baik awal tahun 2025 ini dengan semangat menggebu-gebu. Bahkan pabrikan asal Jepang ini bilang kalau mereka optimis terhadap perkembangan pasar mobil Indonesia di tahun 2025.

    “Disclaimer ya sekali lagi saya bukan pengamat ekonomi gitu ya, tapi memang sangat tergantung dari faktor ekonomi, ada beberapa faktor yang kita lihat,” buka Anton Jimmi Suwandy, selaku Direktur Pemasaran PT Toyota-Astra Motor (TAM).

    Anton, begitu biasa tim redaksi kami sapa pun menjelaskan hal itu karena beberapa faktor, “Satu faktor positif adalah tahun (2025) adalah tahun setelah tahun politik, biasanya tahun setelah tahun politik biasanya demand, market, dan ekonomi akan berkembang,” jelas Anton.

    “Jadi harapan kita itu (semua) adalah faktor positif yang (dapat) mendorong market untuk berkembang,” kata pria berkacamata yang suka mobil dengan desain rendah nan aerodinamis ini (sedan atau mobil sport).

    Namun itu bukan tanpa tantangan, “Tapi kita tidak pernah mengalami kenaikan pajak yang seperti di awal tahun 2025, kalau sesuai rencana yang seperti sekarang, saya tidak hanya bicara soal PPN 12%,” tutur Anton.

    “Tapi on top of that ada opsen yang nilainya besar, ada yang bilang 5%, ada yang bilang 6%, ada yang bilang 7% dan itu sangat signifikan, jadi kalau sampai benar itu terjadi nilainya segitu, apakah memang kenaikan dari ekonomi tadi itu bisa lebih tinggi dibandingkan dengan impact dari ini (pajak dan opsen) ini sendiri,” kata pria kelahiran tahun 1977 ini.

    “Banyak hitung-hitungan lah simpelnya, kira-kira minimum (kenaikan) 20% kalau memang opsen ini terjadi, karena harapan kita (akibat) dari opsen ini (pajak) tidak naik seperti dugaan kita, kedua pertumbuhan ekonomi juga bisa tumbuh better dari tahun-tahun sebelumnya,” tutup Anton ke redaksi Auto Jago Indonesia.

  • Prospek Otomotif 2025: Pasar Tumbuh 2,3% Meski Terkendala Ketidakstabilan Politik, Tekanan Regulasi dan Perubahan Iklim

    Laporan terbaru dari Economist Intelligence Unit (EIU) yang berjudul Automotive Outlook 2025 memberikan pandangan komprehensif mengenai pertumbuhan dan tantangan yang akan dihadapi sektor otomotif dalam beberapa tahun mendatang.

    Laporan ini menyoroti bagaimana ketegangan geopolitik dan perubahan iklim akan memengaruhi perkembangan industri, termasuk transisi ke kendaraan listrik (EV) dan berbagai inovasi teknologi lainnya. Berikut adalah sorotan utama dari laporan tersebut, serta analisis mengenai prospek otomotif global pada tahun 2025.

    EIU memproyeksikan bahwa pasar otomotif global akan tumbuh sebesar 2,3% pada tahun 2025, meskipun masih menghadapi tantangan berat akibat ketidakstabilan geopolitik dan tekanan regulasi terkait perubahan iklim. Pertumbuhan ini sebagian besar akan digerakkan oleh peningkatan permintaan kendaraan listrik, yang diperkirakan akan terus melonjak meskipun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan tahun 2024.

    Pasar kendaraan listrik diproyeksikan tumbuh sebesar 4% dari tahun ke tahun pada 2025, sebuah angka yang masih cukup signifikan meskipun menghadapi berbagai hambatan, termasuk meningkatnya ketegangan perdagangan dan persaingan dari produsen Tiongkok. Kendaraan listrik tetap menjadi fokus utama dalam strategi pertumbuhan banyak produsen otomotif global, meskipun keberhasilan transisi ini sangat bergantung pada stabilitas ekonomi dan kerja sama internasional.

    Laporan EIU menekankan bahwa kendaraan listrik (EV) akan terus menjadi segmen dengan pertumbuhan tercepat di industri otomotif. Pada tahun 2025, penjualan kendaraan listrik diperkirakan akan mencapai 19,4 juta unit, meningkat sekitar 16% dari tahun 2024. Namun, kendala dalam rantai pasokan global dan meningkatnya hambatan perdagangan, terutama dalam hubungan antara Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Tiongkok, akan membatasi potensi pertumbuhan yang lebih besar.

    Harga kendaraan listrik mungkin tetap tinggi karena ketidakpastian pasokan dan fluktuasi harga komoditas, meskipun kemajuan teknologi diharapkan dapat membantu menekan biaya produksi dalam jangka panjang.

    Salah satu perhatian utama adalah bagaimana persaingan geopolitik dapat memperlambat transisi global ke kendaraan listrik. Arushi Kotecha, Analis Otomotif di EIU, mencatat bahwa “Persaingan antara Tiongkok dan AS serta UE kemungkinan akan meningkat pada tahun 2025, yang dapat menghambat perkembangan teknologi dan distribusi kendaraan listrik,” katanya. Meski begitu, ia tetap optimis bahwa penurunan harga komoditas dan inovasi teknologi akan mempercepat pengadopsian EV dalam beberapa tahun ke depan.

    Sektor otomotif diperkirakan akan pulih dari masa-masa sulit yang dipicu oleh pandemi dan masalah rantai pasokan. Pada tahun 2025, penjualan kendaraan baru secara global diperkirakan akan mencapai 97,2 juta unit, dengan penjualan mobil penumpang naik sekitar 2% dan kendaraan komersial sebesar 4%. Angka ini menunjukkan pemulihan yang signifikan menuju level pra-pandemi, dan menjadi tanda positif bagi profitabilitas produsen otomotif.

    Salah satu faktor yang sangat memengaruhi prospek pasar otomotif adalah kebijakan pemerintah, terutama yang terkait dengan pengurangan emisi dan transisi ke kendaraan ramah lingkungan. Pada tahun 2025, pembuat kebijakan di seluruh dunia diharapkan terus mendorong upaya untuk mengurangi kemacetan, emisi karbon, dan konsumsi bahan bakar fosil. Namun, laporan EIU mengingatkan bahwa dukungan terhadap kebijakan ini mungkin akan menghadapi tantangan, termasuk dari konsumen yang kurang antusias terhadap perubahan drastis dalam regulasi kendaraan.

    EIU mencatat bahwa hasil pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2024 akan menjadi faktor penting dalam menentukan arah kebijakan lingkungan di negara tersebut. Kebijakan pemerintahan baru, baik yang mendukung atau menentang transisi kendaraan listrik, akan berdampak besar pada industri otomotif global, mengingat pengaruh signifikan AS dalam ekonomi dunia.

    Produsen otomotif di negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Eropa, akan terus menghadapi persaingan ketat dari Tiongkok, yang telah memperkuat dominasinya dalam produksi kendaraan listrik dan baterai. Pada tahun 2025, produsen otomotif negara-negara Barat akan berada di persimpangan antara mempertahankan teknologi lama berbasis bahan bakar fosil dan beralih ke teknologi baru yang lebih ramah lingkungan.

    Meskipun demikian, EIU memperkirakan bahwa profitabilitas sektor kendaraan listrik akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penjualan dan penurunan harga komoditas. Produsen yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan regulasi memiliki peluang besar untuk meraih keuntungan dalam persaingan pasar global.

    Teknologi terus menjadi pendorong utama perubahan di industri otomotif. Pada tahun 2025, otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI) akan semakin terintegrasi ke dalam kendaraan baru, baik dalam bentuk fitur keamanan maupun kenyamanan. Namun, laporan EIU mencatat bahwa pengembangan mobil tanpa pengemudi masih jauh dari kenyataan, dengan banyak tantangan teknis dan regulasi yang harus diatasi sebelum teknologi ini bisa diadopsi secara luas.

    Laporan Automotive Outlook 2025 dari EIU memberikan pandangan yang optimis namun realistis tentang masa depan industri otomotif global. Meskipun pasar akan terus tumbuh, tantangan signifikan seperti ketegangan geopolitik, tekanan regulasi, dan persaingan dengan Tiongkok akan tetap menjadi penghalang utama. Kendaraan listrik akan terus menjadi pusat perhatian, tetapi keberhasilan transisi ini sangat bergantung pada stabilitas ekonomi dan kerja sama internasional. Sementara itu, inovasi teknologi, termasuk otomatisasi dan kecerdasan buatan, akan terus mengubah industri di masa depan.

  • Strategi Bridgestone Hadapi Tantangan Industri Otomotif 2025

    Pabrik ban Bridgestone.

    JAKARTA, KOMPAS.com – PT Bridgestone Indonesia optimistis menghadapi tantangan industri otomotif pada 2025 dengan strategi yang matang. Setelah mencatat industri yang melesu pada 2024, perusahaan melihat potensi pasar untuk kembali bangkit tahun ini. Presiden Direktur Bridgestone Indonesia Mukiat Sutikno mengatakan, bahwa tantangan utama pada 2024, seperti deflasi selama lima bulan berturut-turut dan target penjualan mobil yang meleset, menjadi pembelajaran penting. “Gaikindo menargetkan penjualan mobil di angka sekitar 1,1 juta kendaraan, namun hanya tercapai sekitar 866.000 kendaraan. Secara pasar, pencapaian kinerja tahun 2024 memang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2023,” ujarnya saat peluncuran ban Turanza 6 di Jakarta Pusat, Rabu (22/1/2025).

    Meski begitu, Mukiat menilai ada indikasi pemulihan. Menurutnya, sejak Desember 2024, ada peningkatan dari segi penggantian ban, didorong oleh momen liburan akhir tahun. Hal ini menstimulasi penjualan ban dan retail lainnya. Untuk menghadapi tantangan industri otomotif pada 2025, PT Bridgestone Indonesia akan fokus pada beberapa strategi utama. Pertama, memperkuat logistik dan distribusi ke wilayah tier 2 di luar kota besar.

    “Pertumbuhan tidak hanya bisa terjadi di kota-kota besar saja. Kami akan memastikan standar dan kualitas produk yang sama di semua wilayah,” tutur Mukiat.

    Peluncuran produk baru Bridgestone Turanza 6 di Jakarta Pusat.

    Kedua, perusahaan memastikan porsi ekspor tetap terjaga, dengan kontribusi ekspor dari pabrik di Karawang dan Bekasi mencapai sekitar 25%-26% dari total produksi. Untuk pasar OEM, porsi serupa juga dicatatkan, sementara replacement market berada di angka 45%-47%. PT Bridgestone juga berencana meluncurkan produk baru tahun ini. Meski belum memberikan detail, Mukiat memastikan inovasi akan terus menjadi prioritas untuk menjaga daya saing. “Kami cukup bersyukur karena berkat kerja keras tim, kami tetap mempertahankan posisi nomor satu di pasar passenger dengan pangsa sekitar 42%. Harapan kami, ini bisa terus bertumbuh lagi,” katanya.

    Dengan strategi ini, PT Bridgestone Indonesia optimistis dapat menghadapi tantangan industri otomotif pada 2025 sekaligus memanfaatkan peluang pemulihan pasar.

  • Denza D9 Meluncur di Indonesia Pekan Depan

    Memasuki tahun 2025, industri otomotif Indonesia bakal ketambahan merek baru asal China. Rencananya, merek premium Denza siap memasarkan produknya di Tanah Air. Hal ini diketahui melalui undangan seremoni yang diterima oleh redaksi Kompas.com, kabarnya Denza bakal meluncur pada Rabu (22/1/2025). “Sebagai lanjutan dari brand terbaru yang akan hadir di Indonesia sebagai bagian dari upaya BYD untuk menghadirkan ragam pilihan kendaraan listrik di berbagai segmen, PT BYD Motor Indonesia bermaksud mengundang Bapak/Ibu untuk hadir di acara ‘DENZA Grand Launch’,” tulis undangan tersebut.

    Denza D9

    Sebagai informasi, Denza sejatinya merupakan anak perusahaan atau sub-brand dari BYD Auto. Perusahaan ini dibentuk atas gabungan dari Daimler AG.

    Disebutkan bahwa kepemilikan saham Daimler AG hanya 10 persen, sedangkan 90 persennya milik BYD. Saat ini, Denza sendiri sudah memiliki beberapa model yang dipasarkan secara global. Salah satunya adalah Denza D9 yang diduga kuat bakal menjadi model pertama dari merek premium asal negeri Tiongkok itu.

    Disebutkan bahwa kepemilikan saham Daimler AG hanya 10 persen, sedangkan 90 persennya milik BYD. Saat ini, Denza sendiri sudah memiliki beberapa model yang dipasarkan secara global. Salah satunya adalah Denza D9 yang diduga kuat bakal menjadi model pertama dari merek premium asal negeri Tiongkok itu.

    Saat dikonfirmasi, pihak BYD Motor Indonesia juga tidak menampik bahwa Denza D9 bakal hadir di Tanah Air dalam waktu dekat. “Sesuai komitmen BYD, awal tahun ini merupakan momen yang akan kami manfaatkan untuk memperkenalkan new premium brand Denza kepada masyarakat Indonesia,” ucap Luther T. Panjaitan, Head of Public & Government Relations PT BYD Motor Indonesia, kepada Kompas.com (6/1/2025). Bicara soal D9 yang digadang-gadang bakal menjadi produk pertama Denza, mobil ini dibekali desain yang mirip dengan MPV mewah lainnya, seperti Toyota Alphard atau Lexus LM 350h.

    MPV listrik BYD Denza D9

    Panjangnya 5.250 mm, lebar 1.960 mm, tinggi 1.920 mm, dan jarak sumbu rodanya 3.110 mm. Denza dibangun dengan e-platform andalan BYD yang terdiri dari susunan blade battery. Untuk D9, mobil ini dibekali dengan baterai berkapasitas 103 kWh. Dengan kapasitas tersebut, Denza D9 diklaim dapat menempuh jarak hingga 620 Km. Tidak seperti mobil listrik lainnya yang hanya memiliki satu lubang pengecasan cepat atau fast charging port, pada Denza D9 terdapat dua fast charging port. Sehingga, waktu pengisian dayanya bisa sangat cepat, mampu dicas dengan maksimal kemampuan daya 160 kW. BYD mengeklaim bahwa pengisian selama 15 menit, mobil listrik ini sudah bisa melaju hingga 230 Km.

  • Daftar Harga Mobil Honda 2025 Terbaru, Brio, CRV, hingga Civic

    Daftar Harga Mobil Honda 2025 Terbaru, Brio, CRV, hingga Civic

    tirto.id – Apakah di tahun 2025 ini Anda terpikir untuk membeli mobil Honda? Bila memang demikian, berikut ini daftar harga mobil Honda 2025 yang bisa dijadikan referensi untuk memilih mobil yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

    Sebagai produsen mobil terkemuka di pasar otomotif tanah air, Honda selalu menjadi pilihan favorit bagi banyak pecinta otomotif di Indonesia. Banyak yang memilih Honda karena produsen ini memiliki kualitas yang mumpuni, inovasi serta konsistensi dalam menjaga kualitas produk-produknya.

    Selain itu, perusahaan ototmotif asal Jepang ini juga memiliki jaringan bengkel resmi Honda yang tersebar luas, ketersediaan suku cadang yang memadai, serta layanan pelanggan yang responsif, sehingga dapat memuaskan konsumen Honda yang setia.

    Daftar Harga Mobil Honda Terbaru 2025

    Tahun 2025 ini Honda memiliki 10 jenis mobil yang dipasarkan di tanah air, yaitu 2 SUV berupa Honda BRV, CR-V, 2 Crossover berupa Honda WR-V, HRV, 3 Hatchback berupa Honda Brio, City Hatchback, Civic Type R, 3 Sedan berupa Honda Civic RS, City, dan Accord.

    Dari 10 mobil Honda itu, yang paling populer di pasaran tanah air adalah Honda Brio, Honda WR-V, dan Honda BRV. Untuk rentang harganya, pada 2025 ini Honda mengeluarkan mobil termurahnya yaitu Brio pada harga Rp 167,9 jutaan, dan yang termahal adalah Civic Type R seharga Rp 1,428 milyaran.

    Untuk memberi gambaran dan rekomendasi, berikut adalah harga mobil Honda 2025, yang di antaranya adalah Brio dan Civic

    Honda Brio

    Honda Brio

    Honda Brio adalah mobil jenis Hatchback yang memiliki kapasitas mesin 1199 cc dan mampu menghasilkan tenaga hingga 89 hp dan torsi puncak 110 NM.

    Mobil Honda berkapasitas 5 penumpang ini dilengkapi transmisi Variable Speed CVT dengan sistem keamanan Central Locking dan Power Door Locks.

    Brio tersedia dengan transmisi manual dan CVT dengan dimensi panjang 3810 mm, lebar 1680 mm, dan wheelbase 2405.

    Berikut ini harga Honda mobil Brio tahun 2025 ini sesuai dengan variannya masing-masing:

    • Satya S M/T (manual): Rp 167,9 jutaan (harga OTR)
    • Satya E M/T (manual): Rp 182,8 jutaan (harga OTR)
    • Satya E CVT (CVT): Rp 198,3 jutaan (harga OTR)
    • RS M/T (manual): Rp 243,1 jutaan (harga OTR)
    • RS CVT (CVT): Rp 253,1 jutaan (harga OTR)

    Honda WR-V

    Honda WR-V

    Honda WR-V adalah mobil jenis Crossover yang dibekali dengan mesin 1498 c dan mampu menghasilkan tenaga hingga 119 hp dan torsi puncak 145 NM.

    Mobil berkapasitas 5 penumpang ini memiliki dua jenis transmisi yaitu manual dan CVT dengan 6-kecepatan. Mobil jenis crossover ini juga terasa cukup luas dengan dimensi panjang 4.060 mm, lebar 1.780 mm dan wheelbase 1.608.

    Berikut ini harga Honda WRV 2025 yang dirilis dalam 4 varian yaitu:

    • Honda WR-V 1.5 L E MT (manual) : Rp 274,9 jutaan (harga OTR).
    • Honda WR-V 1.5 L E CVT (CVT): RP 284,9 jutaan (harga OTR)
    • Honda WR-V RS (CVT): Rp 304,1 jutaan (harga OTR)
    • Honda WR-V RS with Honda Sensing (CVT): Rp 324,1 jutaan (harga OTR)

    Honda BRV

    Honda BRV

    Honda BRV adalah mobil jenis SUV dengan kapasitas 7 penumpang. Mobil ini dilengkapi dengan mesin 1497 cc dan mampu menghasilkan tenaga 119 hp dan torsi puncak 145 Nm.

    Mobil ini dirilis dalam dua plilihan transmisi, manual dan CVT dan memiliki dimensi panjang 4490 mm, lebar 1780 mm dan wheelbase 1685 mm.

    Honda BRV dipasarkan dalam 8 varian dengan harga yang berbeda-beda. Berikut ini daftarnya:

    • Honda BRV S MT (manual) : Rp 292,9 jutaan (harga OTR)
    • Honda BRV E MT (manual): Rp 307,1 jutaan (harga OTR)
    • Honda BRV E CVT (CVT): Rp 318,4 jutaan (harga OTR)
    • Honda BRV N7X E CVT (CVT): Rp 319,4 jutaan (harga OTR)
    • Honda BRV Prestige CVT (CVT): Rp 342,4 jutaan (harga OTR)
    • Honda BRV N7X PrestigeCVT (CVT): Rp 343,4 jutaan (harga OTR)
    • Honda BRV Prestige CVT with Honda Sensing (CVT): Rp 362,4 jutaan (harga OTR)
    • Honda BRV N7X Prestige with Honda Sensing CVT (CVT): Rp 363,4 jutaan (harga OTR)

    Honda HRV

    Honda HRV

    Honda HRV adalah jenis crossover dengan kapasitas lima tempat duduk. Mobil ini dilengkapi dengan kapasitas mesin 1498 cc dan mampu menghasilkan tenaga 119 hp dan torsi puncak 145 Nm.

    Mobil crossover ini memiliki dimensi panjang 4330 mm sampai 4385 mm dan lebar 1790 mm dan wheelbase 1590 mm

    Mobil yang dipasarkan dengan transmisi manual dan CVT ini memiliki 4 varian dengan harga berbeda-beda. Berikut ini harga mobil HRV 2025:

    • Honda HRV 1.5L S CVT (CVT): Rp 383,9 jutaan (harga OTR)
    • Honda HRV 1.5L E CVT (CVT):Rp 404,2 jutaan (harga OTR)
    • Honda HRV 1.5L SE CVT (CVT): Rp 424,6 jutaan (harga OTR)
    • Honda HRV 1.5L Turbo RS (CVT): Rp 540,3 jutaan (harga OTR)

    Honda CR-V

    Honda CR-V

    Honda CR-V adalah SUV dengan kapasitas tempat duduk 7 kursi. Mobil ini dibekali dengan mesin 1993 cc dan mampu menghasilkan tenaga 187 hp dan torsi puncak 240 Nm.

    Mobil crossover ini memiliki dimensi panjang 4691 mm, lebar 1866 mm, dan wheelbase 2701 mm, dan ground clrearance 198 mm.

    • Honda CR-V dipasarkan dalam dua varian dengan harga sebagai berikut:
    • Honda CR-V 5L Turbo (CVT): Rp 749,1 jutaan (harga OTR)
    • Honda CR-V 0L RS eHEV (E-CVT): Rp 814,4 jutaan (harga OTR)

    Honda City Hatchback

    Honda City Hatchback

    Mobil jenis hatchback ini memiliki kapasitas tempat duduk 5 kursi dan dibekali mesin 1498 cc dan mampu menghasilkan tenaga 119 hp dan torsi puncak 145 Nm.

    Mobil hatchback ini memiliki dimensi panjang 4349 mm, lebar 1748 mm dan wheelbase 1488 mm. Honda City Hatchback dirilis dalam dua jenis transmisi yaitu manual dan CVT dan memiiki 3 varian dengan harga yang berbeda yaitu:

    • Honda City Hatchback RS MT (manual): Rp 352,5 jutaan (harga OTR)
    • Honda City Hatchback RS CVT (CVT): Rp 362,5 jutaan (harga OTR)
    • Honda City Hatchback RS CVT Honda Sensing (CVT):Rp 382,5 jutaan (harga OTR)

    Honda City

    Honda City

    Honda City 2024 adalah mobil berjenis sedan dengan kapasitas 5 penumpang. Mobil ini dibekali mesin berkapasitas 1498 cc yang mampu menghasilkan tenaga 119 hp dan torsi puncak 145 Nm.

    Mobil sedan ini memiliki dimensi panjang 4553 mm, lebar 1748 mm dan wheelbase 1467 mm. Sedan Honda City ini dirilis dalam satu varian yaitu Honda City E CVT yang dibanderol pada harga Rp 402 jutaan (harga OTR).

    Honda Civic RS

    Honda Civic RS

    Honda Civic RS 2024 adalah mobil sedan dengan kapasitas penumpang lima orang. Mobil ini dilengkapi dengan mesin berkapasitas 1498 cc dan mampu menghasilkan tenaga 176 hp dan torsi puncak 240 Nm.

    Civic RS ini memilki dimensi panjang 4678 mm, lebar 1802 mm dan wheelbase 1415 mm. Mobil ini hanya tersedia dalam 1 varian yaitu mobil dengan transmisi otomatis atau CVT.

    Berikut ini harga Honda Civic RS 1.5L (CVT): Rp 616,8 jutaan (harga OTR).

    Honda Civic Type R

    Honda Civic Type R

    Honda Civic Type R 2024 adalah mobil jenis hatchback dengan kapasitas 5 tempat duduk. Mobil ini memilikidimensi panjang 4557 mm, lebar 2076 mm dan wheelbase 1421 mm

    Mobil hatchback ini memiliki kapasitas mesin 1996 cc dan mampu menghasilkan tenaga 306 hp dan torsi puncak 400 Nm. Mobil dengan ukuran ban 245/30 ZR20 dan ukuran pelek alloy 20 inchi ini dirilis hanya dalam satu varian dasar dengan transmisi manual.

    Harga Honda Civic Type R 6-Speed MT (manual): Rp 1,428 milyaran (harga OTR).

    Honda Accord

    Honda Accord

    Mobil Honda Accord 2024 ini adalah jenis sedan dengan kapasitas 5 tempat duduk. Mobil ini memiliki kapasitas mesin 1498 cc dan mampu mengeluarkan tenaga 187 hp, torsi puncak 260 Nm dan memiliki ground clearance 138 mm.

    Mobil dengan dimensi panjang 4962 mm, lebar 1862 mm, dan wheelbase 1449 mm ini dirilis dalam satu varian dasar dengan transmisi E-CVT. Berikut ini harga mobil ini

    Honda Accord 2.0L RS eHEV (E-CVT): Rp 959,9 jutaan (harga OTR).

    Demikianlah daftar harga mobil Honda 2025, mulai dari Brio hingga Civic. Informasi harga ini amat berguna bagi yang berencana membeli mobil merek Honda agar bisa mempersiapkan budget sesuai dengan kebutuhan yang ada.